Posted by : Masih Kuliah Selasa, 24 Maret 2015

Indonesia merupakan negara bahari dengan kekayaan laut yang luar biasa, mulai dari daerah pesisir sampai dengan lautnya penuh dengan potensi sumber daya yang dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi yang cukup mennjanjikan untuk dikelola lebih lanjut adalah kepiting soka, yakni kepiting bakau cangkang lunak hasil rekayasa moulting. Untuk beberapa daerah di Indonesia seperti daerah Sulawesi Selatan yang telah memulai budidaya ini sejak beberapa tahun terakhir dan melayani permintaan dalam dan luar negeri. Hal ini menunjukan potensi budidaya dan pangsa pasar yang cukup menjanjikan Di Indonesia kepiting bakau dapat dijumpai di 33 provinsi di daerah pesisir.
          Diperkirakan perkembangan usaha perdagangan kepiting bakau dimasa mendatang akan terus meningkat antara lain dengan adanya indikasi: (1) peluang pasar ekspor terbuka luas dengan sedikitnya ada 11 negara konsumen, (2) potensi lahan bakau yang merupakan habitat hidupnya cukup besar dan belum digali secara optimal, (3) pengetahuan budidaya yang semakin meningkat baik budidaya pembenihan maupun pembesaran.(Rangka,2007).
          Menurut Rangka(2007) pada umumnya prinsip budidaya kepiting bakau yang menjadi kepiting cangkang lunak  adalah menciptakan lingkungan budidaya sesuai dengan habitatnya sehingga kepiting bakau bisa kerasan, cukup makan dan tumbuh normal. Pada lingkungan aslinya (perairan di lahan bakau) yang merupakan habitatnya diduga merupakan tempat yang sangat cocok  Saat ini untuk budidaya kepiting ini dilakukan di tambak air payau budidaya yang luas.
          Namun masalah yang sering terjadi dalam usaha budidaya adalah masalah permodalan yang menyangkut biaya besar untuk biaya pembangunan tambak baru yang lengkap dengan saluran sekunder dan tersier. Hal ini tentunya menjadi masalah bagi pembudidaya dengan modal yang minim. (Nurjannah,2009)
          Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan” Bak susun budidaya kepiting soka untuk pengaplikasian di daerah pesisir” sebagai alternative media budidaya yang efisien,ekonomis dan fleksibel.

Ide/  Gagasan                         :
           Ide atau gagasan yang di rumuskan oleh penulis yaitu Bak susun Budidaya kepiting soka untuk pengaplikasian di daerah Pesisir, yang di gunakan sebagai alternative pembudidayaan kepiting soka di tambak, sehingga akan lebih efisien,ekonomis dan fleksibel dalam pembudidayaannya.

Pembahasan Ide/ Gagasan   :

1. Kondisi kekinian
       Kepiting yang di moulting untuk menjadi kepiting soka yaitu kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu jenis Crustacea dari famili Portunidae yang mempunyai nilai protein tinggi, dapat dimakan dan merupakan salah satu spesies yang mempunyai ukuran paling besar dalam genus Scylla (Hill, 1992 dalam Monoarfa 2014).
       Menurut Kasry (1996) dalam Monoarfa (2014), kepiting banyak ditemukan di daerah hutan bakau, sehingga di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan kepiting bakau (Mangove Crab). Kepiting mangrove atau kepiting lumpur (Mud Crab) ini dapat hidup pada berbagai ekosistem. Sebagian besar siklus hidupnya berada diperairan pantai meliputi muara atau estuarin, perairan bakau dan sebagian kecil di laut untuk memijah. Jenis ini biasanya lebih menyukai tempat yang agak berlumpur dan berlubang-lubang di daerah hutan mangrove.
Umumnya saat ini lokasi budidaya kepiting soka bisa dilakukan di perairan alami maupun tambak,lokasi alami yang dimaksud adalah perairan bakau sedangkan tambak yang dimaksud adalah bisa tambak tradisional,semi-tradisional,maupun intensif yang mampu menahan gempuran gelombang dan arus laut (Nurdin & Armando, 2009).
Tanah yang untuk pemeliharaan kepiting adalah liat berpasir untuk tanah dasar sesuai dengan sifat kepiting yang aktiv di dasar kolam pada siang hari. Tanah yang digunakan  untuk pemeliharaan kepiting mempunyai pH yang Netral atau basa, yaitu berkisar 7.0 – 8,5 . Tanah semacam ini kaya akan garam nutrient,sehingga dapat merangsang pertumbuhan pakan kepiting. Kondisi ini dapat di ciptakan dengan pemberian kapur.
Di daerah sumatera,Kalimantan dan irian jaya sering di jumpai sulfat asam. Tanah mengandung senyawa pyrit, yaitu senyawa yang dapat menyebabkan pH tanah menjadi rendah sehingga kurang baik untuk pemeliharaan kepiting. (Afrianto dan liviawaty, 1992).
Lahan budidaya untuk kepitng soka merupakan hal yang dapat menjadi sebuah problematika melihat rumitnya sistem pengolahannya, dan tentunya hal ini akan berdampak pada penggunaan biaya . untuk itu perlu adanya konsep baru dalam pembudidayaan kepiting soka yang efisien,ekonomis dan fleksibel untuk digunakan.
                        Untuk pembudidayaan di tambak,setelah mendapatkan lahan yang cocok untuk pembudidayaan, hal yang perlu diperhatikan yakni peruntukan lahan yang akan digunakan, sehingga pada masa mendatang tidak menimbulkan kesulitan. Peruntukan lahan harus jelas dan pasti agar tidak terjadi beturan kepetingan dengan instansi lain dalam penggunaan lahan, seperti pemukiman,kawasan industry, lahan pertanian dan hutan lindung.

2.      Solusi yang pernah di dilakukan.
Dialam bebas kepiting bakau akan mulai molting ±2 bulan sekali sehingga produktivitas  rendah. Beberapa tahun belakangan ini mulai di lakukan pembudidayaan kepiting bakau di tambak bekas budidaya ikan bandeng yang dimana capit dan kaki jalan di potong untuk merangsang moulting. Didalam kolam 4000 m² dapat menghasilkan ± 600 kg kepiting soka atau kepiting cangkang lunak. Dalam system  pembudidayaan ini lahan yang di gunakan harus luas karena kepiting soka tidak dapat di budidaayakan  seperti udang dan lobster sebab kepitng soka bersifat kanibal, sehingga kepiting ini harus diletakkan di box ukuran 15 x 15 yang berisi 4 kepiting yang diberi 4 sekat.  Pengolahan lahan juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya ini sehingga akan membutuhkan biaya yang cukup besar. Untuk itu penulis mencetuskan ide pembudidayaan kepiting soka dalam bak susun guna mengatasi masalah penggunaan lahan serta pengoptimalan produktivitas kepiting soka.

3.      Kehandalan gagasan
Dalam konsep budidaya bak susun ini lahan yang digunakan relative kecil dari pembudidayaan di tambak,serta produksi 3 kali akan lebih besar dari pada tambak. Budidaya ini tergolong ekonomis karena pebudidaya tidak harus membuat dan mengolah lahan tambak lagi karena media hidup kepiting berupa bak persegi yang disusun secara bertumpuk dan aerasi menggunakan mesin air dengan rangkaian seri. Konsep budidaya daya ini juga bersifat fleksibel karena bak dalam budidaya ini memungkinkan untuk dapat di bongkar dan dapat di susun sedemikian rupa sehingga akan memudahkan dalam pembersihan setelah panen dan pengkondisian lingkungan. Konsep budidaya ini juga di lakukan di pesisr pantai guna memanfaatkan lahan yang masih sangat kosong di daerah pesisir pantai. Konsep budidaya ini juga dapat di kolaborasikan dengan usaha restoran makan karena hanya membuthkan lahan yang tidak terlalu luas dan mudah untuk dipanen. Selain itu budidaya ini jika di terapkan di daerah pesisir yang memiliki potensi wisata, akan meningkatkan daya jual wisata tersebut mengingat kepitng soka merupakan kuliner baru yang mulai di sukai oleh masyarakat.

4.      Pihak pihak yang berperan.
Dalam menerapkan konsep budidaya ini di perlukan pihak pihak yang berperan didalamnya, antara lain konselor dalam bidang budidaya dan ahli dalam bidang pengairan  yang berperan dalam pengaplikasian konsep ini. Serta  Ahli di bidang ekologi yang berperan dalam menganalisis dampak konsep ini terhadap lingkungan.

5.      Langkah langkah implementasi gagasan.
Untuk merakit bak susun pembudidayaan kepiting soka ini hanya di butuhkan bak berukuran ± 25 x 30 x 11 cm ,bamboo,pipa paralon diameter 3cm, dan mesin air yang jumlahnya disesuaikan dengan banyaknya rangkaian bak susun. Bak di susun secara berderet kemudia di susun 4 tingkat dengan jarak antara bak atas dan bawah yaitu 20 cm. aerasi di lakukan dengan mengalirkan air ke setiap bak melalui pipa yang dihubungkan pada bak, yang kemudian airnya akan mengalir secara searah. Bak di beri sekat yang gunanya agar kepiting tidak saling memangsa, sekat dapat terbuat dari jaring atau benda lain yang dapat membatasi antar kepiting. Agar terlindung dari sinar matahari susunan bak di beri pelindung berupa atap dengan empat tiang penopang. Air untuk aerasi diambil dari laut dengan pipa ujung pipa inlet yang menuju sumber air di beri saringan. 




Manfaat yang Diharapkan :
       Dalam penerapan konsep ini manfaat yang di harapkan antara lain :
·         Dapat meningkatkan produksi kepiting soka yang memiliki potensi besar dalam usaha.
·         Sebagai alternative media budidaya yang menggunakan lahan kecil dan modal yang lebih sedikit.
·         Dapat memberdayakan masyarakat pesisir dengan peningkatan kegiatan ekonomi di daerah pesisir.

·         Dapat meningkatkan daya jual daerah wisata pesisir potensial dengan konsep kolaborasi bisnis restoran dengan pembudidayaan kepiting soka di daerah pesisir, yang di mana kepiting soka merupakan kuliner yang unik dan memiliki daya jual tinggi.

{ 2 komentar... read them below or Comment }


  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan bio aqua untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus
  2. Dimana saya bisa dapatkan box atau kotak kepiting sokanya mohon bimbingan dan petunjuk matursuwun 🙏

    BalasHapus

- Copyright © Masih kuliah - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -